Smoking is highly addictive, don't start

don't make them breathe your smoke

Smoking when pregnant harms your baby

Smokers die younger
World Health Day 2011 web button

FAKTOR KETURUNAN/GENETIKA DALAM MEMPREDIKSI PEMERIKSAAN FUNGSI PARU

Kamis, 15 Juli 2010


Penggunaan klasifikasi ras atau etnis dalam praktek medis dan penelitian telah menjadi bahan perdebatan. Ras dan etnis yang kompleks menggabungkan konstruksi sosial, budaya, dan faktor genetik. Saat ini, pemeriksaan fungsi paru adalah salah satu dari beberapa aplikasi klinis di mana faktor ras atau etnis suatu kelompok digunakan untuk menentukan rentang normal hasil pemeriksaan.

Suatu studi terbaru menunjukan bahwa pemeriksaan fungsi paru sering digunakan untuk mendiagnosa penyakit paru dan respirasi yang sesungguhnya mungkin perlu disesuaikan dengan perbedaan keturunan/genetik pasien. Saat ini dokter memperhitungkan hasil pemeriksaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, ras dan berat badan, tetapi tidak untuk keturunan campuran.

Penelitian yang diterbitkan pada New England Journal of Medicine, volume 363, number 2 tanggal 8 Juli 2010 dengan judul Genetic Ancestry in Lung-Function Predictions (http://content.nejm.org/cgi/content/full/NEJMoa0907897?query=TOC) menunjukkan penyesuaian mungkin diperlukan karena banyak orang keturunan campuran, yang dapat mempengaruhi hasil tes. Ketika seorang pasien dipaksakan untuk masuk dalam suatu kelompok, misalnya Afrika-Amerika atau Kaukasia, dokter akan banyak kehilangan informasi genetik.

Dalam penelitian yang melibatkan lebih dari 3.000 pasien, para peneliti menemukan bahwa keturunan genetik secara signifikan mempengaruhi hasil pada pemeriksaan fungsi paru. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi tanda-tanda penyakit seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Menurut pemimpin studi ini, Dr Rajesh Kumar seorang profesor di Northwestern University Feinberg School of Medicine dengan mempertimbangkan faktor keturunan/genetik pada pemeriksaan bisa menghasilkan pengobatan yang lebih tepat untuk pasien. Seorang dokter spesialis paru dari Mayo Clinic, Dr Paul D. Scanlon mengatakan bahwa temuan studi ini merupakan "sebuah langkah maju dalam pemahaman kita." Pada umumnya hasil pemeriksaan orang kulit hitam berbeda dibandingkan orang kulit putih Jika hasil pemeriksaan tidak disesuaikan dengan fakta ini, pasien mungkin akan salah didiagnosis sebagai penyakit paru. Saat ini, alat ukurnya masih perlu disempurnakan karena tidak dirancang untuk seseorang dengan keturunan campuran.

1 komentar:

jaba lyani mengatakan...

sungguh penelitian yang patut diancungi jempol,bisa mendeteksi tanda2 penyakit seperti asma nn PPOK yg notabene adalah penyakit yang mematikan......klo faktor genetika bisa memprediksi,kenapa tidak selektif aja sebelum memilih pasangan hidup.....

15 Juli 2010 pukul 19.22

Posting Komentar