Apakah pemberian obat steroid intravena terlalu berlebihan pada pasien PPOK?
Jumat, 09 Juli 2010
Telah dilaporkan bahwa, steroid oral dosis rendah tampaknya bekerja sebaik obat steroid intravena (IV) dosis tinggi pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang berat.
Namun, sekitar 90 persen pasien PPOK diberi dosis yang lebih tinggi, yang sesungguhnya bertentangan dengan panduan pemberian obat saat ini, suatu hasil studi yang telah dimuat pada Journal of American Medical Association, Volume 303, No.23 tanggal 16 Juni 2010, dengan judul “Association of Corticosteroid Dose and Route of Administration With Risk of Treatment Failure in Acute Exacerbation of Chronic Obstructive Pulmonary Disease” available from http://jama.ama-assn.org/cgi/content/abstract/303/23/2359?maxtoshow=&hits
Dokter harus mengikuti panduan pengobatan rumah sakit dan merawat pasien dengan steroid oral ,setidaknya bagi mereka yang memungkinkan penggunaan steroid oral. Sesungguhnya banyak pasien yang menerima steroid IV. Pasien PPOK yang kritis memang secara rutin diobati dengan kortikosteroid, bronkodilator dan antibiotik. Meskipun jelas bahwa steroid efektif dalam mengobati eksaserbasi PPOK, namun sesungguhnya belum jelas berapa dosis yang tepat.
Berdasarkan catatan medis pasien, para peneliti dari Massachusetts mencatat hampir 80.000 pasien yang dirawat dengan gejala PPOK berat di 414 rumah sakit AS pada 2006 dan 2007 . Semua pasien telah diberikan steroid pada dua hari pertama mereka dirawat. Studi ini tidak termasuk orang-orang yang membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif. Ini adalah pasien yang sakit cukup pantas untuk dirawat di rumah sakit tetapi tidak cukup sakit untuk dirawat di ICU.
92% pasien dalam penelitian ini diberikan steroid IV dengan dosis yang lebih tinggi, sementara hanya 8 persen pasien diberikan obat steroid oral dan kedua kelompok memiliki hasil yang sama dengan 1,4 persen pasien dengan obat IV dan 1 persen yang memakai pil, akhirnya menjadi kritis/sekarat.Sementara itu, 10,9% pasien dengan obat IV dan 10,3 persen pasien dengan obat oral memelukan perawatan/tindakan lebih lanjut seperti pemasangan ventilasi mekanis, yang berarti steroid tidak berefek secara semestinya.20% pasien dengan obat steroid oral diganti dengan obat IV yang lebih kuat selama mereka dirawat di rumah sakit .
Eksaserbasi akut PPOK adalah peristiwa yang mengancam jiwa sehingga bisa dimengerti bahwa dokter ingin segera menggunakan“senjata pemungkas” mereka secepat mungkin, itu mungkin tindakan yang lebih baik tetapi sayangnya tidak benar. Pada akhirnya, walaupun tidak semua setuju pada pedoman penggunaan kortikosteroid yang benar pada pasien PPOK namun penggunaannya sering dibuat secara individual.
Memang sulit untuk menganggap ribuan pasien PPOK dan menjadikannya suatu model sebagai pasien tunggal. Mereka memiliki berbagai jenis masalah yang berbeda dan kebutuhan yang berbeda, dan dokter harus benar-benar membuat keputusan,….
Related Posts:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
ilmu kedokteran selain ada sisi ilmiah juga ada seninya,mungkin itulah sebabnya banyak perbedaan2 dan penggunaan obat terkadang tidak sesuai dengan kaedah2 baku, asalkan tidak merugikan pasien rasanya sah2 saja.
11 Juli 2010 pukul 13.16Posting Komentar