PARACETAMOL MENYEBABKAN ASMA?
Sabtu, 17 Juli 2010
Paparan terhadap parasetamol selama intrauterin, masa anak-anak, dan saat dewasa dapat meningkatkan resiko terjadinya asma. Hal ini diketahui dari studi dari The International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) pada anak-anak dengan umur 6-7 tahun yang untuk menyelidiki hubungan antara penggunaani parasetamol dan asma. Penelitian ini telah dimuat pada The Lancet Journal, volume 372, issue 9643 tanggal 20 September 2008 dengan judul Association between paracetamol use in infancy and childhood, and risk of asthma, rhinoconjunctivitis, and eczema in children aged 6—7 years: analysis from Phase Three of the ISAAC programme (http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736%2808%2961445-2/fulltext)
Orang tua atau wali anak usia 6-7 tahun diminta untuk menulis kuesioner tentang gejala asma, rhinokonjungtivitis, eksim dan beberapa faktor risiko termasuk penggunaan parasetamol untuk demam pada tahun pertama kehidupan anak dan frekuensi penggunaan parasetamol dalam 12 bulan terakhir.
Terdapat 205.487 anak usia 6-7 tahun pada 73 pusat penelitian di 31 negara yang dilibatkan dalam penelitian ini. Menurut Prof Richard Beasley dkk, setelah melalui analisis multivariat, penggunaan parasetamol untuk demam pada tahun pertama kehidupan dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala asma saat berusia 6-7 tahun Penggunaan parasetamol berhubungan dengan risiko gejala asma berat dengan resiko populasi yang timbul antara 22% dan 38%. Parasetamol yang digunakan, baik pada tahun pertama kehidupan dan pada anak usia 6-7 tahun, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala rhinokonjungtivitis dan eksim. Selanjutnya disampaikan pada penelitian ini bahwa penggunaan parasetamol mungkin menjadi faktor risiko terjadinya asma di masa kanak-kanak.
Related Posts:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar