Perokok lebih banyak menggunakan obat analgetik opioid dibandingkan non perokok
Senin, 12 Juli 2010
Menurut suatu studi dari Norwegia, perokok lebih banyak menggunakan obat analgesik opioid dibandingkan non-perokok. Para peneliti mengatakan bahwa dokter harus menanyakan pada pasiennya tentang kebiasaan merokok mereka sebelum meresepkan obat jenis opioid untuk nyeri yang tidak terkait dengan kanker. Sementara penggunaan obat penghilang rasa sakit untuk nyeri opioid kuat pada kasus non-kanker telah meningkat tajam di berbagai belahan dunia dan penggunaan obat ini masih kontroversial, terutama karena potensi adiktif obat ini. Beberapa faktor tertentu misalnya,riwayat pecandu alkohol atau penyalahgunaan narkoba dapat meningkatkan kemungkinan seseorang telah pernah menyalahgunakan opioid. Ada juga bukti bahwa kebiasaan merokok seseorang dapat mempengaruhi penggunaan opioid mereka.
Dr Svetlana Skurtveit dari Institut Kesehatan Publik Norwegia di Oslo dan rekan-rekannya mencatat dalam Annals of Epidemiology, online 2 Juni 2010 (www.annalsofepidemiology.org/article/S1047-2797(10)00055-4/abstract). Pada penelitian tersebut, mereka melibatkan hampir 13.000 pria dan hampir 16.000 perempuan dengan usia antara 30-75 tahun yang berpartisipasi dalam survei kesehatan antara tahun 2000 dan 2002. Tidak ada peresepan opioid saat studi dimulai. Selama tindak lanjut yang berlangsung sejak 2004 sampai 2007, 1,5 % dari peserta penelitian menerima 12 atau lebih resep opioid. Orang yang merokok sedikitnya 10 batang sehari di awal studi, kemungkinan 3 kali lebih banyak diresepkan opioid dibandingkan orang yang tidak pernah merokok, sedikitnya 12 kali selama masa tindak lanjut. Sementara orang yang merokok 1-9 batang per hari hampir 2 kali lipat diresepkan opioid . Bagi orang-orang yang sebelumnya merokok 10 batang atau lebih sehari, tapi saat ini sudah berhenti, kira-kira 2 kali lipat.
Penting untuk diketahui bahwa orang yang menerima setidaknya selusin resep opioid selama empat tahun tidak mesti menjadi kecanduan/menyalahgunakan obat Namun, penelitian terkini menunjukkan bahwa ketergantung pada nikotin mungkin memprediksi lebih sering penggunaan opioid. Ada banyak bukti dari suatu studi eksperimental terhadap efek nikotin dan opioid. Skurtveit dkk menambahkan, saat merokok juga dapat mempengaruhi persepsi terhadap nyeri .
Sehingga disarankan agar dokter harus mengetahui kebiasaan merokok pasien sebelum memulai pengobatan nyeri dengan opioid
Related Posts:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar