VITAMIN D MEMPERCEPAT PENGOBATAN TB
Selasa, 11 Januari 2011
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin D dapat mempercepat pengobatan antibiotika tuberkulosis (TB). Hal ini telah dipublikasikan oleh Dr Adrian Martineau dkk dari Centre for Health Sciences Barts dan The London School of Medicine and Dentistry yang didanai oleh British Lung Foundation pada Journal Lancet tanggal 6 Januari 2011
Pada penelitian tersebut terdapat 146 pasien dengan TB BTA positif yang masih sensitif terhadap obat TB. Mereka direkrut dari 10 pusat kesehatan di kota London dan secara acak diberikan empat dosis oral 2,5 mg vitamin D di awal pengobatan, 14,28 dan 42 hari setelah memulai pengobatan atau plasebo. Semua peserta menerima pengobatan antibiotika standar untuk kondisi mereka.
Waktu rata-rata untuk pembersihan kuman TB dari paru pada peserta penelitian adalah 6 minggu untuk pasien yang memakai terapi standar saja dan 5 minggu untuk mereka yang memakai tambahan vitamin D, walaupun secara statistik perbedaan ini tidak cukup signifikan, namun, pasien yang memiliki jenis genetik tertentu yaitu reseptor vitamin D (TaqI and FokI polymorphisms receptor) akan jauh lebih berespon terhadap pemberian vitamin D tersebut dan pembersihan bakteri TB jauh lebih cepat jika mereka menerima vitamin D di samping pengobatan antibiotika standar. Pemberian empat dosis 2,5 mg vitamin D3 akan meningkat konsentrasi serum 25-hidroksivitamin D. Vitamin D tidak secara signifikan mempengaruhi waktu untuk konversi kutur dahak di seluruh populasi penelitian, tapi hal itu secara signifikan mempercepat konversi kultur dahak pada peserta dengan yang memiliki tt genotipe dari reseptor TaqI polimorfisme.
122/126 pasien pada trial (97 persen) memiliki tingkat kekurangan vitamin D pada awal trial. Kekurangan vitamin D adalah masalah yang sangat umum pada pasien TB. Hal ini juga mungkin bahwa TB dapat menyebabkan kekurangan vitamin D dengan mekanisme yang tidak sepenuhnya dipahami saat ini.
Vitamin D terkenal karena dampaknya pada tulang mencegah rakhitis dan osteomalacia tetapi juga memiliki dampak penting pada sistem kekebalan tubuh. Dosis tinggi vitamin D dulu digunakan untuk mengobati TB sebelum tersedianya obat antibiotika seperti saat ini, tapi uji klinis belum pernah dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi genetik pasien TB dapat mempengaruhi respon terhadap pemberian suplemen vitamin D. Temuan bahwa pasien yang memiliki reseptor jenis tertentu terhadap vitamin D dan berespon baik terhadap pemberian vitamin D, memberikan suatu wawasan bagaimana vitamin D dapat mempengaruhi respon kekebalan tubuh
Temuan penelitian menunjukkan suatu harapan baru dalam mempercepat pengobatan antibiotika TB untuk pasien-pasien yang menerima vitamin D. Proses pengobatan saat ini sangat panjang dan bisa mahal sehingga setiap kemajuan yang ada di bidang penelitian medis akan bisa sangat bermanfaat bagi penobatan pasien.
Referensi :
1. Selvaraj P, Chandra G, Jawahar MS, Rani MV, Rajeshwari DN, Narayanan PR. Regulatory role of vitamin D receptor gene variants of Bsm I, Apa I, Taq I, and Fok I polymorphisms on macrophage phagocytosis and lymphoproliferative response to mycobacterium tuberculosis antigen in pulmonary tuberculosis. J Clin Immunol 2004; 24: 523-532
2. Martineau AR, Honecker FU, Wilkinson RJ, Griffiths CJ. Vitamin D in the treatment of pulmonary tuberculosis. J Steroid Biochem Mol Biol 2007; 103: 793-798
3. Wejse C, Gomes VF, Rabna P, et al. Vitamin D as supplementary treatment for tuberculosis: a double-blind, randomized, placebo-controlled trial. Am J Respir Crit Care Med 2009; 179: 843-850
4. Martineau AR, Nanzer AM, Satkunam KR, et al. Influence of a single oral dose of vitamin D(2) on serum 25-hydroxyvitamin D concentrations in tuberculosis patients. Int J Tuberc Lung Dis 2009; 13: 119-125.
Related Posts:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Itu sebabnya imigran asal negara tropis macam Indonesia dan India yang berada di negara non tropis mengalami peningkatan resiko menderita TB. Karena jumlah pajanan sinar matahari yang berperan dalam pembentukan vitamin D menurun, sehingga kadar vitamin D dalam tubuh mereka menurun pula. Sedangkan mereka sudah terpajan kuman TB di negara asalnya.
11 Januari 2011 pukul 22.52Posting Komentar