Smoking is highly addictive, don't start

don't make them breathe your smoke

Smoking when pregnant harms your baby

Smokers die younger
World Health Day 2011 web button

FAKTOR RESIKO PPOK

Sabtu, 06 Maret 2010


Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit yang ditandai dengan keterbatasan saluran nafas yang bersifat kronis dan terjadi perubahan patologis pada paru, gangguan ekstrapulmonari signifikan dan komorbiditas yang dapat berkontribusi pada kegawatan penyakit penderita. Keterbatasan aliran udara bersifat progresif dan dihubungkan dengan inflamasi kronis sehingga menyebabkan perubahan struktural dan penyempitan saluran nafas kecil serta kerusakan parenkim paru (emfisema). Hal tersebut menyebabkan hilangnya perlekatan alveolar pada saluran nafas kecil dan penurunan rekoil elastis paru sehingga hal ini akan menurunkan kemampuan saluran nafas tetap terbuka ketika ekspirasi.
PPOK sendiri memiliki dampak ekstrapulmonari signifikan yang menyebabkan kondisi komorbid. Beberapa dampak PPOK pada extrapulmonari adalah terjadinya penurunan berat badan, abnormalitas nutrisi dan disfungsi otot skeletal.
Prediksi WHO bahwa pada tahun 2020 angka kejadian PPOK akan meningkat dari posisi 12 ke 5 sebagai penyakit terbanyak di dunia dan dari posisi 6 ke 3 sebagai penyebab kematian terbanyak. Diprediksi angka ini akan meningkat karena paparan secara terus menerus terhadap faktor resiko. Berikut ini adalah faktor-faktor resiko PPOK :
1. Genetik
Suatu analisa hubungan genetik dengan PPOK yang telah diketahui adalah defisiensi alpha-1 antitrypsin.Penelitian hubungan genetik telah mengimplikasikan berbagai gen dalam patogenesis PPOK, namun demikian masih menunjukan hasil yang inkosisten dan varian genetik fungsional (selain defisiensi alpha-1 antitrypsin) belum secara definitif teridentifikasi.
2. Merokok
Resiko PPOK pada perokok tergantung pada banyaknya rokok yang dikonsumsi, usia pertama kali merokok, jumlah total rokok yang dihisap pertahun dan status merokok saat ini.Perlu diketahui bahwa tidak semua perokok mengalami PPOK. Ini menunjukan bahwa faktor genetik telah memodifikasi resiko tiap individu.Di sisi lain, perokok pasif bisa beresiko mengalami PPOK


3. Debu dan bahan kimia okupasi
Paparan ini meliputi agen kimia dan debu organik atau anorganik serta bau-bauan yang pada suatu analisa survey, paparan ini menyebabkan 10-20% gejala dan gangguan fungsional yang konsisten dengan gejala PPOK

4. Polusi udara di dalam dan luar rumah
Pembakaran pada tungku atau kompor yang tidak berfungsi dengan baik atau partikel dari emisi kendaraan bermotor

5. Pertumbuhan dan perkembangan paru
Proses pertumbuhan dan perkembangan paru yang kurang baik selama masa gestasi, kelahiran dan paparan selama anak-anak, berpotensi meningkatkan resiko PPOK

6. Stress Oksidatif
Terjadi oleh karena ketidakseimbanagn oksidan dan antioksidan yang tidak hanya menghasilkan perlukaan langsung pada paru tapi juga mengaktivasi mekanisme molekuler yang menginisiasi inflamasi paru

7. Infeksi
Infeksi oleh bakteri dan virus dapat berkontribusi pada patogenesis dan progresi PPOK. Kolonisasi bakteri dihubungkan dengan inflamasi saluran nafas yang dapat juga berperan pada eksaserbasi.

8. Status sosialekonomi
Adanya bukti bahwa berkembangnya PPOK berbanding terbalik dengan peningkatan sosial ekonomi.Masih belum jelas apakah ini karena golongan ekonomi yang rendah lebih banyak terpapar polutan di dalam ataupun diluar rumah atau faktor lainnya

9. Nutrisi
Malnutrisi dan penurunan berat badan dapat menurunkan kekuatan dan daya tahan otot respirasi

10. Asma
Asma dapat menjadi faktor resiko berkembangnya PPOK meskipum buktinya tidak bersifat konklusif, Dalam suatu penelitian kohor berjangka panjang yaitu The Tucson Epidemiological Study of Airway Obstructive disesase, pada orang dewasa dengan asma menunjukan resiko 12x lebih besar menderita PPOK dibandingkan orang dewasa tanpa asma.

(telah diterbitkan pada harian Bali Post tgl 4 Oktober 2009)
www.balipost.com

0 komentar:

Posting Komentar