Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari TB sedunia (World TB Day) sebagai peringatan ditemukan kuman TB oleh Robert Koch tepatnya pada 24 Maret 1882. Sejak tahun tersebut hingga saat ini, penyakit TB masih jauh dari penyelesaian, bahkan timbul masalah-masalah baru. Munculnya pandemi HIV/AIDS di dunia menambah permasalahan TB. Koinfeksi dengan HIV akan meningkatkan resiko TB secara signifikan. Pada saat yang sama kekebalan ganda kuman TB terhadap obat anti TB ( multidrug resistance= MDR) semakin menjadi masalah akibat kasus yang tidak berhasil disembuhkan. Keadaan ini pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya epidemi TB yang sulit ditangani.
Secara keseluruhan, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB. Laporan WHO tahun 2009 menunjukan bahwa terdapat 9,4 juta kasus TB baru (3,3 juta pada wanita dan 1,1 juta dgn HIV). Terdapat 1.7 juta orang meninggal (380.000 pada wanita dan 380 000 dengan HIV). Hal ini setara dengan sekitar 5000 orang meninggal oleh karena TB per tahun atau sekitar 200 kematian per jam. Estimasi angka insiden secara global tahun 2009, terdapat 137 kasus per 100.000 penduduk sedangkan pada tahun 2004 terdapat 142 kasus per 100.000 penduduk. Memang menunjukan penurunan tetapi penurunan tersebut masih terlalu lambat
Pada bulan Januari 2006 pada Forum Ekonomi sedunia di Swiss dicanangkan The Global Plan to Stop TB 2006-2015 dimana dilakukan upaya dan langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan Millenium Development Goal (MDGs) tahun 2015 yaitu mampu menurunkan insiden TB, kemudahan akses pelayanan TB dan mengobati semua penderita TB sehingga diharapkan 14 juta orang akan terselamatkan, 50 juta penderita TB terobati, sekitar satu juta penderita terobati dari Multi Drug Resistance (MDR), penemuan obat TB yang baru, vaksin TB terbaru di tahun 2015 serta test diagnostik yang cepat dan murah.
Peringatan hari TB sedunia pada tahun 2011 ini merupakan kampanye tahun kedua dengan tema On the move against tuberculosis: Transforming the fight towards elimination. Kampanye tahun ini menantang kita untuk melihat perjuangan melawan TB dengan cara yang sama sekali berbeda, bahwa setiap langkah harus merupakan langkah menuju pemberantasan TB. Kampanye ini terinspirasi oleh tujuan ambisius dan target dari Global Plan to Stop TB 2011-2015: Transforming the fight towards elimination , yang diluncurkan oleh Stop TB Partnership pada bulan Oktober 2010. Rencana baru ini untuk pertama kalinya, mengidentifikasi semua penelitian mengenai tes diagnosis TB secara cepat, regimen pengobatan yang lebih cepat dan vaksin yang efektif, termasuk bagaimana memodernisasi laboratorium diagnostik dan mengadopsi tes TB revolusioner yang baru-baru ini telah dikembangkan.
Selama ini pengobatan TB masih menunjukan hasil yang belum memuaskan sehingga harus terus meningkatkan usaha dan mencari cara-cara baru dan inovatif untuk menghentikan TB jika ingin mencapai Millenium Development Goal (MDGs) tahun 2015.
Kampanye ini difokuskan pada individu di seluruh dunia yang telah menemukan cara baru untuk baru menghentikan TB dan dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.
• Penelitian yang ditujukan untuk diagnostik, obat-obatan atau vaksin terbaru
• Perawatan TB yang lebih efektif dan efisien
• Pendekatan baru yang membantu orang untuk mendapatkan akses diagnosis dan pengobatan TB
• Kemitraan dalam bekerja sama memerangi TB
• Kemajuan dalam perawatan TB dan mengintegrasikan ke dalam sistem kesehatan
• Pendekatan baru untuk mendapatkan dukungan dari anggota masyarakat untuk orang yang terkena TB
• Cara inovatif untuk meningkatkan kesadaran tentang TB.
Strategi yang telah dikembangkan oleh WHO dalam penanggulangan TB adalah DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) yang sampai saat ini secara ekonomi paling efektif. Di Indonesia dilakukan suatu studi cost benefit penerapan strategi DOTS dan didapatkan hasil setiap dolar yang digunakan untuk membiayai program penanggulangan TB akan menghemat sebesar US$ 55 selama 20 tahun. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan penderita dengan prioritas pada penderita TB yang menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian akan menurunkan insiden TB di masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan penderita merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.
Kampanye ini akan berfokus sekali lagi pada individu-individu di seluruh dunia yang telah menemukan cara baru untuk menghentikan TB dan dapat berfungsi sebagai inspirasi bagi orang lain. Idenya adalah untuk mengenali orang-orang yang telah memperkenalkan berbagai inovasi dalam berbagai pengaturan. Merupakan suatu kebutuhan akan suatu cara baru dalam aksi penanggulangan TB.